Mengenal Si Guiding Block alias Jalur Ramah Disabilitas
Guiding Block, nama versi bahasa Inggrisnya. Dalam bahasa Indonesia kerap disebut dengan Jalur Ramah Disabilitas.
Pernah lihat bentuknya? Rasanya pasti sudah pernah. Kalau Anda pernah berjalan-jalan di trotoar seputar Kebun Raya Bogor atau stasiun Commuter Line, pastilah si guiding block atau Jalur Ramah Disabilitas bisa ditemukan. Tetapi, mungkin Anda tidak menyadarinya.Mudah terlihat karena warnanya mencolok, KUNING. Bentuknya berupa garis memanjang dengan lebar antara 20-30 cm. Permukaannya tidak rata dan ada yang menonjol dalam bentuk bulat-bulat atau lonjong.
Ini fotonya di dua tempat yang saya sebut tadi.
Nah, itulah yang dinamakan Guiding Block atau Jalur Ramah Disabilitas.
Cuma, mungkin ada yang heran mengapa ada yang permukaannya bulat-bulat menonjol dan ada yang longjong.
Apakah yang di stasiun bulat-bulat sedang yang di trotoar lonjong?
BUKAN.
Itu ada aturannya dan ada peruntukannya.
Jalur ramah disabilitas yang seperti ini ditujukan bagi mereka yang tunanetra alias tidak bisa melihat. Oleh karena itu permukaannya dibuat menonjol agar kaki penyandang disabilitas bisa merasakan bentuknya.
Bentuknya sendiri memiliki arti khusus bagi mereka yang tidak bisa melihat itu.
Bulat-bulat
Permukaan bulat yang menonjol berarti BERHENTI.
Oleh karena itu kebanyakan guiding block di stasiun berpola bulat dan diletakkan di pinggir peron.
Dengan begitu para penyandang tunanetra tahu batas dimana mereka harus menghentikan langkah mereka.
Lonjong
Sementara yang berpermukaan lonjong (istilah saya) ini bertanda sebaliknya. BOLEH JALAN.
Dengan garis-garis lonjong mengarah ke satu arah, para tunanetra bisa mengikuti jalur tersebut.
Dengan begitu, ia tidak akan berbelak-belok tak tentu arah atau menabrak tembok atau bangku.
Dalam satu jalur ramah disabilitas, guiding block-nya akan terdiri dari kedua jenis ini dan disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak akan sama antara yang di stasiun dan di trotoar. Yang di trotoar akan lebih banyak yang lonjong, sedang yang di stasiun terutama dekat peron akan lebih banyak yang bulat.
Nah, untuk kawan-kawan yang bukan penyandang disabilitas, tunanetra, jika kebetulan ada penyandang tunanetra sedang melintas atau berjalan, janganlah ikut berjalan di jalur ini. Kehadiran Anda justru menjadi pengganggu dan menghambat mereka.
Pastikan jalur ini bersih agar Anda tidak mengganggu.
sumber
sumber
Komentar
Posting Komentar